Sepenggal Cerita Kuda Pacu di Amahami

Warga yang mayoritas laki-laki memandikan dan melatih kuda pacu di kawasan pantai Amahami, Bima, Nusa Tenggara Barat, (27/7/2023). (katafoto/Adam Erlangga)
Warga yang mayoritas laki-laki memandikan dan melatih kuda pacu di kawasan pantai Amahami, Bima, Nusa Tenggara Barat, (27/7/2023). (katafoto/Adam Erlangga)
Warga yang mayoritas laki-laki memandikan dan melatih kuda pacu di kawasan pantai Amahami, Bima, Nusa Tenggara Barat, (27/7/2023). (katafoto/Adam Erlangga)
Warga yang mayoritas laki-laki memandikan dan melatih kuda pacu di kawasan pantai Amahami, Bima, Nusa Tenggara Barat, (27/7/2023). (katafoto/Adam Erlangga)
Warga yang mayoritas laki-laki memandikan dan melatih kuda pacu di kawasan pantai Amahami, Bima, Nusa Tenggara Barat, (27/7/2023). (katafoto/Adam Erlangga)
Warga yang mayoritas laki-laki memandikan dan melatih kuda pacu di kawasan pantai Amahami, Bima, Nusa Tenggara Barat, (27/7/2023). (katafoto/Adam Erlangga)

 

Masyarakat Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ternyata memiliki tradisi Kandeu Jara atau memandikan kuda di tengah laut untuk melatih kuda pacu agar kuat. Kuda-kuda pacu milik pribadi dan sang tuan itu tiap minggunya mengikuti perlombaan atau festival.

Pacuan kuda atau Pacoa Jara sudah sangat lekat di masyarakat NTB. Terutama, masyarakat Bima Di Bima sendiri kuda memiliki arti kejayaan bagi sang pemilik, terlebih bila kuda tersebut dapat menjadi jawara di arena pacuan, tentunya menjadi kebanggaan bagi pemiliknya.

Setiap hari Senin sampai dengan Kamis di kawasan pantai Amahami kuda dipacu dimandikan dan berlari di kedalaman sekitar 1,5 meter di bibir pantai untuk melatih kekuatan otot maupun ketangkasannya sebelum turun ke arena lintasan pacu.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini