Cibadak Integrated Farming (CIF) yang berlokasi di Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, terpilih menjadi satu dari 10 lokasi program Relawan Bakti BUMN Batch IV 2023, yang digelar serentak Kementerian BUMN. Sebanyak 10 karyawan BUMN generasi milenial dan Gen Z mengikuti program dan pelatihan promosi serta pemasaran digital minyak atsiri (essential oil) dan produk turunannya di lahan bekas tambang.
Cibadak Integrated Farming merupakan salah satu Program Tanggung Jawa Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) yang dikelola anak usahanya, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI). Pada tahun ini kawasan bekas tambang disulap menjadi hutan wisata edukasi dan perkebunan terintegras bagi program Relawan Bakti BUMN karena memenuhi kriteria yang ditetapkan Menteri BUMN, Erick Thohir yaitu pendidikan, lingkungan dan pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Program Relawan Bakti BUMN bertujuan untuk meningkatkan jiwa solidaritas dan darma bakti karyawan BUMN kepada masyarakat. Program yang memasuki gelombang keempat ini dilaksanakan serentak pada 15–17 Agustus 2023 di 10 titik lokasi yaitu Meunasah-Aceh, Pandeglang-Banten, Sukabumi-Jawa Barat Sragen-Jawa Tengah, Kulonprogo-DIY, Malang-Jawa Timur, Penglipuran-Bali, Lombok-NTB, Namlea-Maluku dan Jayapura-Papua dengan melibatkan 100 relawan yang merupakan karyawan dari 54 BUMN.
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan terpilihnya Cibadak Integrated Farming sebagai tuan rumah dalam program Relawan Bakti BUMN Batch IV 2023 menjadi sebuah kebanggaan bagi Perseroan, sebagai apresiasi atas efektivitas program TJSL yang dijalankan oleh SIG dan anak usahanya dalam membantu mengentaskan kemiskinan dan memperbaiki lingkungan.

“Kami berharap program Relawan Bakti BUMN yang dijalankan di Cibadak Integrated Farming ini benar-benar menjadi ajang pengabdian sepuluh karyawan dari sejumlah perusahaan BUMN kepada masyarakat setempat. Tidak hanya memberikan pembelajaran dan pengalaman positif bagi para relawan, program ini juga membantu masyarakat meningkatkan kemampuan promosi produk dan pemasaran di era digital, salah satunya melalui media sosial,” ungkap Vita Mahreyni.
Selama kegiatan, sepuluh relawan mengikuti serangkaian kegiatan dalam pengelolaan hasil panen sereh wangi, mulai dari memanen, penyulingan, pembuatan produk turunan sereh wangi menjadi sabun, hand sanitizer, essential oil, hingga cairan pembersih lantai. Bersama masyarakat, para relawan juga melakukan penanaman pohon nangka, serta pemeliharaan pohon pinus di lokasi kegiatan.
Selain memberikan edukasi kelestarian lingkungan kepada masyarakat, para relawan juga memberikan pelatihan promosi dan pemasaran, serta online marketing kepada para petani dan masyarakat binaan untuk membantu mengoptimalkan penjualan produk, mulai dari pengemasan produk, pengambilan gambar, hingga strategi penjualan di market place.
“Perkembangan teknologi digital telah mengubah gaya hidup sebagian besar masyarakat untuk berbelanja secara online. Sehingga penting untuk membekali pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UMK) dengan pelatihan online marketing agar dapat bertahan dan berkembang di tengah persaingan yang
ketat,” tutup Vita Mahreyni.